Efriliya Ningsih

Counselor and Copywriter...

Selengkapnya
Navigasi Web

Debat, untuk apa?

Berkomunikasi adalah satu diantara bagian terpenting dalam kehidupan sehari hari. Semakin baik tingkat kemampuan komunikasi seseorang, maka semakin mudah ia diterima oleh lingkungannya. Sebaliknya, semakin kurang baik kemampuan komunikasinya, semakin sedikit pula lingkaran pertemanannya. Kemampuan komunikasi seseorang biasanya tergantung pada kebiasaan keluarganya. Ada keluarga yang melatih anaknya untuk menjadi pribadi yang sabar dalam mendengarkan, membiasakan mendengarkan hingga tuntas kemudian baru diperbolehkan untuk menanggapi. Ada juga keluarga yang mendidik anaknya dengan kebiasaan menyimpulkan lebih dulu sebelum mendengarkan hingga tuntas, akhirnya timbul kesalahpahaman antara pendengar dan pembicara.

Bicara soal komunikasi tentunya membuat kita penasaran sebenarnya bagaimana sih cara agar komunikasi berjalan efektif?

Lagi lagi, caranya selalu lebih simpel dari yang kita pikirkan.

Jika kita ingin ucapan kita mengundang banyak perhatian, mainkan intonasi. Lambatkan dan sedikit lebih turunkan intonasi Anda, maka orang lain akan lebih tertarik untuk memperhatikan. Ya, seolah ada hal rahasia yang ingin Anda sampaikan. Tidak perlu tinggikan nada ketika pendengar ribut, karena hal tersebut justru membuat mereka semakin malas untuk mendengarkan.

Jika ingin argumen Anda tidak mudah dipatahkan, bicaralah dengan santai dan teratur. Lawan bicara cenderung beranggapan bahwa orang yang bicaranya santai dan sangat teratur adalah mereka yang telah mempersiapkan semuanya dengan baik dan kemungkinan untuk bisa dikalahkan sangat kecil.

Tatap mata lawan bicara. Menatap mata lawan bicara menggambarkan bahwa Anda memiliki keberanian dan secara tidak sadar membuat mental lawan bicara semakin ciut.

Jika ingin menakhlukkan lawan bicara yang memiliki emosi kurang stabil, hadapi dengan diam. Cukup perhatikan saja saat dia berbicara panjang lebar dan meledak ledak. Saat kita meresponnya dengan tetap diam, secara otomatis dia akan merasa tidak berguna kemudian memilih berhenti bicara lalu pergi.

Ketika Anda berhadapan dengan orang yang suka membully, hadapi mereka dengan berani. Saat mereka merendahkan, tidak perlu membela diri. Jawab dengan santai seolah Anda membenarkan semua perkataannya, kemudian selipkan sedikit tawa saat menjawab. Dia pun merasa semakin kesal, semakin tidak tertantang, dan memilih untuk menyerah.

Terakhir, hindari perdebatan. Selain dilarang oleh agama, debat juga menyita banyak energi. Percuma, berdebat hanya akan membuat lawan bicara menaikkan tingkat keyakinan bahwa hanya pendapatnyalah yang paling benar. Semakin dia kita debat, semakin kecil kemungkinan dia mau mengalah, semakin kuat pula dia mempertahankan argumennya. Cukup diamkan atau tinggal pergi, dan akhirnya dia pun sadar, "oh ya, aku salah".

Semoga bermanfaat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asal Bukan debat kusir to? Sslam kompak. Bun.

21 Dec
Balas

Yang susah adalah menghindari perdebatan, apalagi emosi sudah menguasai. Terima kasih informasinya

21 Dec
Balas

Terimakasih tipsnya Bunda. Terkait diskusi sesuai yang diungkapkan dalam alqur'an QS an Nahl:125. Jadi gunakan argumentasi dengan ihsan, bukan dengan suara tinggi terlebih marah-marah. Tentu memiliki argumentasi yang handal diperlukan pengtahuan yang mumpumi. Ketika pengetahuan mumpuni, maka yang muncul bukan ego, hingga diskusi sesuai tujuan, dengan berbalut kebebasan dalam berpendapat, hingga tidak memaksana pendapat pribadi. Sukses selalu dan barakallah

21 Dec
Balas

Semoga tulisan ini dibaca lebih banyak orang agar tahu bagaimana seharusnya berdebat yang beradab itu. Tapi, seperti ditulis Ibu Efriliya pada bagian akhir artikel ini yang terbaik adalah justru "menghindari perdebatan." Salam kenal dari saya Bu Efriliya

21 Dec
Balas



search

New Post